Setelah bertahun-tahun menjalani rutinitas pendidikan yang sedikit melelahkan dan tidak asik, seorang sarjana maupun pelaku akademisi akan kehilangan gairah mencapai tujuan hidup berikutnya. Itu dirasakan saat ia akan memilih pekerjaan apa yang cocok dan tidak lanjut monoton, sehingga tidak perlu persiapan lebih lanjut dalam menempa kreatifitas dalam bekerja.
Di lain sisi faktor intern juga sangat berdampak bagi kesiapannya menuju dunia kerja. Pun tidak banyak yang sudah bekerja malah tidak maksimal untuk mencapai tujuan.
Ada beberapa faktor yang membuat seseorang belum siap menjalankan sesuatu pekerjaan, di antaranya adalah sebagai berikut;
1. Manajemen waktu yang buruk
Orang yang masih terlalu sibuk mengurus sesuatu yang tidak penting lebih berdampak kepada ketidakjelasan alur dalam menjalani hari-harinya. ‘Seenak dengkulnya saja’ mebjadi istilah yang mengerikan untuk diterapkan era ini. Secara otomatis, seseorang yang tidak pandai memanajemen waktu akan tergeser bahkan bakal terseleksi dari keberadaannya. Tidak salah jika ada seleksi alam yang berakibat kemalasan selalu lebih cepat mati ketimbang orang yang pandai mengelola situasi (waktu).
2. Kurang percaya diri
Ketidakpede-an juga mempengaruhi jalannya performa. Komunikatif perlu jadi antisipasi ketidakpede-an seseorang. Kadangkala orang yang tidak pede di atas panggungnya sendiri akan terpengruh panggung orang lain dan bakal kehilangan karakter dalam berlaku sosial.
3. Tidak memahami konteks
Siapapun bakal kesulitan dalam mencapai target bila niat dan arahnya tidak disiapkan secara matang. Secara kontekstual target ditentukan oleh niat dan niat berdampak pada target yang diharapkan. Orang yang tidak tau arah dalam mencapai target akan terkesan kemana-mana atau rentan ‘bingung’ di perjalanannya.
4. Teman sepermainan
Mulai sekarang tinggalkanlah teman yang terlalu mempengaruhi kita dalam berutinitas. Seorang teman yang baik selalu memaksa keadaan untuk bersikap produktif. Namun jika teman tidak mampu mempengaruhi kita kearah demikian, maka wajib kita yang mengajak mereka berbuat perubahan.
5. Terlalu banyak pilihan
Opsi majemuk membuat arah juga majemuk. Di umur 20-an ke atas seseorang bakal lebih banyak dihadapkan pilihan. Jika tidak memulai untuk fokus memikirkan pilihannya di umur tersebut, jangan harap bisa memperoleh sesuatu berdasarkan target yang dominan.
6. Salah pasangan
Pasangan juga turut andil dalam mengarahkan tujuan hidup. Jangan terkesan monoton dan mengikuti kemauan pasangan jika dirasa itu tidak mampu. Ketika kita punya target dalam mencapai keinginan dan itu menjadi bertentangan dengan pasangan kita, maka pilihlah salah satu; target atau pasanganmu.
7. Fasilitas yang tidak memadai
Acapkali seorang selalu melakukan pembenaran ketika ditanya hasil dari apa yang ia kerjakan. Padahal, dengan keterbatasan fasilitas sangat berdampak terhadap produktifitas kerja. Lengkapnya fasilitas juga mempengaruhi sistem dan kreatifitas seseorang untuk berlaku ganda. Inovasi selalu bermunculan ketika ia memperoleh fasilitas baru secara bertahap.
8. Kurangnya ibadah
Jangan salah, taat beribadah membuat waktumu jadi maksimal. Maksimal ketika kamu sudah taat melakukan salat 5 waktu sehari semalam. Secara otomatis Tuhan akan memberi setiap waktu yang kamu butuhkan dengan kemudahan-kemudahan yang bermanfaat.
9. Tidak bersyukur
Orang yang selalu rugi di dunia ini adalah orang kufur. Seberapapun hasilnya ia tidak akan menikmati proses.
10. Monoton
Era digital merubah 180 derajat tatanan hidup. Saat ini dunia internet menjadi suatu ruang yang sangat diganderungi semua orang. Jika kita terus bersikap awam dan menerapkan prilaku tradisional sebagai bagian mempertahankan keaslian, maka bersiap-siaplah bakal tergeser oleh kaum milenial yang kaya akan inovasi.
Jadi, dari kesepuluh sikap di atas, semua orang mengalaminya saat ini. Bukan tidak mungkin bersikap demikian secara terus menerus bakal menurunkan kapasitas berpikir manusia sehingga menjadikannya berlaku pasif.
Akan tetapi tidak sulit bukan jika kita mampu mengendalikan dan merubahnya satu-persatu.