Oleh: Muhammad Bisri Mustofa
*Pentingnya pemanfaatan wisata
Saat kita mencoba menganalisis kepariwisataan dan merumuskannya menjadi kerangka berpikir mengenai pariwisata, maka kita akan mengenal sesuatu yang abstrak.
Kepariwisataan adalah gejala dalam berpergian orang-orang di dalam negerinya sendiri (domestik) maupun penyebrangan antar batas wilayah negara (pariwisata internasional) dan berakibat interaksi dan hubungan, perasaan motivasi, kepuasan batin, persepsi keindahan, dan pelepasan rasa penat, menekan segi manusiawi melalui hubungan antar manusia dan berbagai bangsa dapat ditekan melalui kegiatan pariwisata.
Secara khusus pariwisata dapat dipergunakan sebagai alat memperkecil kesenjangan dan nilai sosial serta memperkaya khasanah sehingga perbandingan pola hidup dapat dimaknai sesuai kondisi dan keberadaan. Pariwisata juga sebagai ajang dalam menggali nilai budaya antar wilayah.
Segi lain pariwisata juga berkenaan sebagai penunjang industri-ekonomi, dan memberi andil dalam pembangunan wilayah itu sendiri.
* Keuntungan pengelolaan wisata
Saat ini, industri wisata masih dipandang sebagai sesuatu yang sukar dan aneh. Di mana pada umumnya kita menganut batasan industri klasik, sehingga konsonan industri pariwisata dijadikan sebagai penunjang pendapatan daerah belum begitu dimaksimalkan.
Ada banyak keuntungan dari pemaksimalan industri pariwisata, di antaranya adalah:
– terciptanya lapangan kerja baru,
– terciptanya keahlian di bidang wisata,
– berkembangnya suatu kebudayaan daerah ke kancah nasional dan internasional,
– berkurangnya kemiskinan,
– meningkatkan pendapatan masyarakat, daerah, dan negara,
– menekan kesenjangan sosial,
– sarana perkembangan wilayah wisata.
Adapun pengaruh yang membuat orang berwisata yakni adanya pemaksimalan potensi suatu daerah menjadi layak dikunjungi. Daerah yang terkesan mengesampingkan produk wisatanya cenderung menutup diri dari dunia luar. Sehingga kultur budaya dan kesenjangan sosial masih sangat dirasakan oleh masyarakatnya.
Pengaruh lain dari kegiatan pariwisata yaitu, menggalang persatuan bangsa yang masyarakatnya memiliki keberagaman budaya berbeda, juga kultur dialek, dan cita rasa yang berbeda pula.
* Bengkulu mencoba menjual Wisata Alam, Sejarah, dan Budaya
Sebagai provinsi yang lahir pada masa kemerdekaan, Bengkulu memiliki wisata yang lengkap dibandingkan provinsi lain di Sumatera. Keindahan alam sekaligus bangunan bersejarah masih bisa dinikmati dan disaksikan secara utuh. Namun banyak juga situs sejarah yang rusak akibat tidak adanya pengelolaan dari pemerintah.
Wisata pantai yang disajikan Bengkulu melalui Pantai Panjang sangatlah unik. Tak seperti di daerah lain yang banyak ditumbuhi pohon kelapa, Pantai Panjang justru ditumbuhi pohon cemara sepanjang hampir 8 km tanpa putus.
Pengunjung juga bisa menikmati keindahan senja yang terbentang di Samudera Hindia lewat Situs Sejarah Benteng Malborough. Meski keduanya bersebrangan secara rupa namun tidak bisa dipisahkan oleh kombinasi rasa saat berada di atasnya.
Berada di pesisir barat Sumatera, Pantai Panjang juga menyajikan tempat sejarah yang tak jauh dari keberadaan pantainya, di antaranya Tapak Paderi, Lapangan Merdeka, Tugu Perjuangan Pasar Bengkulu, Tugu Thomas Parr, Pelabuhan Lama, Monumen Robert Hamilton, Bunker Jepang, Benteng Malborough, Makam Inggris, dan masih banyak lagi. Pun yang paling jauh dari kesemuanya yang sudah disebut, Danau Dendam Tak Sudahlah yang paling jauh dari 0 Kilometer Kota Bengkulu.
Untuk menjangkau semuanya, para pelancong tidak perlu mengeluarkan biaya tinggi dan waktu yang lama. Dengan uang sebesar 150 ribu dan waktu 4 jam saja, kita sudah bisa menikmati keindahan objek wisata Alam dan Sejarah. Dalam kata lain, tidak ditambah biaya makan.
Melihat produk wisata budayanya sendiri, Bengkulu punya Tabut. Budaya Tabut cukup diunggulkan dalam menarik wisatawan lokal maupun luar. Budaya yang memiliki unsur agamis ini juga menampilkan berbagai macam muatan lokal seperti halnya kuliner dan hasil alam.
Tabut juga dikenal sebagai Wisata budaya musiman saat menyambut tahun baru islam. Yang mana hanya setahun sekali dirayakan pada rentang waktu 10 hari, yakni 1-10 muharam.
* Manfaatkan witasa kuliner!
Sampai saat ini Pemerintah Provinsi Bengkulu belum begitu memantapkan potensi wisata kulinernya. Padahal bakal calonnya sudah ada.
Sirup Kalamansi dan Kopi Bengkulu digadang-gadang masuk dalam event promosi wisata kuliner. Hanya saja jika pemprov mengandalkan keduanya, para wisatawan bisa jadi belum begitu berminat.
Coba keduanya disajikan secara masal bersama makanan khas lain dalam satu event dan mematok waktu yang ajeg, tentunya kuliner bisa dijadikan potensi wisata bersama event wisata lainnya.
Adapun makanan khas Bengkulu yang saat ini diandalkan sebagai makanan khas di anyaranya:
– Pendap khas Bengkulu,
– Gulai Kembang,
– Tempoyak,
– Lema,
– Bagar Hiu,
– Kue Tat,
– Kue Lepek Biniti,
– Kue Perut Punai,
– Rebung Asam Undak Liling,
– Bay Tat,
– Bolu Koja,
– Sirup Kalamansi,
– Kue Cucur,
– Manisan Terung,
– Lemang Tapai,
– Kue Siput Bengkulu,
– Kue Satu,
– Kembang Goyang,
– Gulai Pisang,
– Kopi Sle,
– Teh Oolong, dan
– Emping Bengkulu.
Startegi promosi wisatanya sendiri saat ini para penggiat wisata alam dan komunitas wisata (Genpi) tengah menyemarakannya di jagat media sosial.