Penyakit kuning atau jaundice pada bayi yang baru lahir (infant/newborn jaundice) merupakan kondisi menguningnya mata dan kulit bayi. Perlu diketahui bahwa kondisi ini merupakan gangguan kesehatan yang sangat umum terjadi pada bayi yang baru lahir. Sementara itu, penyakit kuning bayi terjadi ketika darah bayi mengandung kelebihan bilirubin, yaitu pigmen kuning sel darah merah.
Nah, kira-kira apa penyebab bayi yang baru lahir bisa memiliki kelebihan bilirubin, dan bagaimana penanganan jaundice pada newborn?
Penyebab Jaundice pada Newborn yang Perlu Diketahui
Kelebihan bilirubin (hiperbilirubinemia) merupakan penyebab utama penyakit kuning. Bayi baru lahir menghasilkan lebih banyak bilirubin daripada orang dewasa, karena produksi yang lebih besar dan pemecahan sel darah merah yang lebih cepat dalam beberapa hari pertama kehidupan. Biasanya, hati atau liver menyaring bilirubin dari aliran darah dan melepaskannya ke saluran usus. Namun, liver bayi newborn diketahui belum berfungsi optimal, sehingga seringkali tidak dapat mengeluarkan bilirubin dengan cukup cepat.
Hal ini pada akhirnya menyebabkan kelebihan bilirubin. Nah, jaundice karena kondisi bayi baru lahir yang normal ini disebut penyakit kuning fisiologis, dan biasanya muncul pada hari kedua atau ketiga kehidupan.
Sementara itu, bayi yang berisiko paling tinggi terkena penyakit kuning pada bayi baru lahir adalah:
Bayi prematur (bayi yang lahir sebelum usia kehamilan 37 minggu).
Bayi yang tidak mendapat cukup ASI atau susu formula, baik karena sulit menyusu atau karena ASI ibunya belum keluar.
Memiliki golongan darah yang tidak sesuai dengan golongan darah ibunya. Sebab, tubuh bayi dapat mengembangkan penumpukan antibodi yang dapat menghancurkan sel darah merahnya. Hal ini pada akhirnya akan menyebabkan peningkatan kadar bilirubin secara tiba-tiba.
Penyebab lain penyakit kuning pada bayi baru lahir juga dapat meliputi:
Memar saat lahir atau pendarahan internal lainnya.
Masalah hati.
Adanya sebuah infeksi yang belum terdeteksi.
Bayi mengalami defisiensi enzim.
Adanya kelainan pada sel darah merah bayi.
Bagaimana Jaundice pada Newborn Ditangani?
Penyakit kuning atau jaundice yang ringan biasanya akan sembuh dengan sendirinya saat liver bayi mulai matang dan berfungsi optimal. Agar dapat memaksimalkan proses penyembuhan, sering menyusui (antara 8 hingga 12 kali sehari) akan membantu bayi mengeluarkan bilirubin melalui tubuhnya.
Namun, pada kasus newborn jaundice yang lebih serius, bayi mungkin memerlukan perawatan lain sebagai penanganannya. Nah, salah satu tindakan medis yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan fototerapi. Perlu diketahui bahwa fototerapi merupakan metode pengobatan umum dan sangat efektif yang menggunakan cahaya untuk memecah bilirubin dalam tubuh bayi.
Ketika menjalani fototerapi, bayi newborn akan ditempatkan di tempat tidur khusus di bawah sinar spektrum biru. Saat menjalaninya, bayi hanya akan mengenakan popok dan kacamata pelindung khusus. Nantinya, selimut serat optik juga dapat diletakkan di bawah bayi.
Sementara itu, pada kasus yang sangat parah, transfusi tukar mungkin diperlukan. Prosedur medis ini dilakukan dengan memberikan bayi sejumlah kecil darah dari donor atau bank darah. Tujuannya adalah untuk menggantikan sel darah bayi yang rusak dengan sel darah merah yang sehat. Selain itu, transfusi tukar juga bermanfaat untuk meningkatkan jumlah sel darah merah bayi dan mengurangi kadar bilirubin pada tubuhnya.
Itulah penjelasan mengenai penyebab dan cara menangani jaundice pada newborn. Jika saat ini, ibu memiliki bayi yang menunjukkan gejala jaundice, segeralah periksakan kondisinya. Hal ini bertujuan agar risiko keparahan penyakit yang meningkat dapat dikurangi.