– Ada sepuluh kali aku minum kopi sejak kau pulang ke pelupukku. Kenangan itu ibarat pekat menutup senyap hari ini. Esok juga rasaku demikian. Apalagi semakin hari waktuku semakin berkurang mendikte perasaan. Dan kau, tetap saja terdiam membayang.
– Sudah seminggu kita tak bertemu. Ceritamu jatuh di cangkirku. Semua. Mulai dari yang tidak begitu penting sampai yang paling intim. Entahlah. Kali saja kali-kalian Tuhan akurat untuk tidak mempertemukan kita dalam larut ambisi.