Meski berkali-kali jatuh
kau masih sempat bangkit
Tak usah jauh-jauh mengungkit sakit,
katamu, biar saja kuhabiskan tabah
Cukup sekian aku mengusik radu
dari keribaanmu, gadis lugu nan ayu
terus tangguh menahan rindu
semayam menepis jari-jari tawadu
Kau silahkan diri permisi
tanpa bertatap kaca
tinggalkan seberkas luka
dan menangisi kematianku
Sesampainya di prapatan
aku memalingkan kepala
melihatmu enyah
atau tetap bersimbah tangis
Nyatanya kau kembali
menggelontorkan kenangan
yang terus enggan kutinggalkan
kini, lantas kembali mati
menyayat kening akalku
Simpang Kenangan, 11 Agustus 18